Rabu, 22 Juni 2011

**nasehat bijaksana islami**


Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Jadi jangan minder dengan kekurangan kita. dan jangan iri dengan kelebihan orang. HARGAILAH DIRIMU APA ADANYA!!!
=========================
Berbicara cinta sejati, ketahuilah sesungguhnya segala ni’mat ini adalah dari Allah SWT, termasuk ni’mat mencintai lawan jenis, untuk itu gunakanlah bingkai yang dibenarkan oleh syariat, dan bingkai itu adalah pernikahan. Itulah sunnah yang sesungguhnya,
===============================
IKUTILAH JALAN KEBENARAN ITU JANGAN HIRAUKAN WALAUPUN SEDIKIT ORANG MENGIKUTINYA! JAUHKANLAH DIRIMU DARI JALAN JALAN KESESATAN DAN JANGANLAH TERPESONA DENGAN BANYAKNYA ORANG ORANG YANG MENEMPUH JALAN KEBINASAAN!
Sunnah itu bagaikan bahtera nabi nuh.Barangsiapa mengendarainya niscaya dia selamat dan barangsiapa terlambat dari bahtera tersebut maka dia akan tenggelam……
=============================
““Muslim sejati adalah yang tidak pernah menggunakan lisan dan tangannya untuk menyakiti sesama muslim.” (HR. Bukhori dan Muslim dari Abdullah bin Amr bin Ash, Riyadhus Sholihin No. 222)”
=============================
“Ingatlah bahwa salah satu sifat muslim sejati adalah bersabar ketika ditimpa musibah dan bersyukur ketika mendapat nikmat. Subhanallah.. …”
—————————————————————————————————————-
kumpulan kalimat mutiara nasehat bijak islam – kata-kata nasehat bijaksana islami
—————————————————————————————————————-
“Orang yg sukses adlh mereka yg berhasil mengenali, menggali, & memompa seluruh potensi Diri, shg mampu menggagas karya2 & ide2 terbaik demi kemaslahatan Ummat.. Salam Ukhuwah dan Silaturahim… Keep Hamasah !!!”
===================
“Berilmu lah sebelum berbicara, bersikap, dan bertindak. Diam adalah kehati hatian. Perhatikan darimana kamu ambil kabar berita..periksa siapa yang berbicara, dan telitilah mana yang benar dan salah!”
=====================
“”Hati yg plg Allah kasihi ialah hati yg plg lembut t’hdp saudaranya, plg bersih dlm keykinannya & plg baik dlm agama” “salam ukhuwah untuk semua sahabatku…
=================================
“seorang mu’min itu jika dia melihat, maka dia mengambil pelajaran, jika dia diam maka dia berfikir, jika dia bicara maka dia mengingat, jika dia diberi sesuatu maka dia bersyukur dan jika dia dicoba maka dia bersabar.”
============================
“Tetaplah tegar!! Krna ALLAH akn slalu mjaga&mLindungimu.. jgn gentar,sdih,atau tkt jk km org b’iman..! Ktakan kbenaran wlw bnyk d hujat org..krn ssngghny bpegang pd islm d hr ini spt mmegang bara api..”
=========================
“Sesuatu akan lebih terasa berharga ketika kita sudah tidak memilikinya,,maka hargai dan jagalah segala yg kita miliki…
====================================
“jlnilah hidup ini penuh dgn takwa&tawakal wahai manusia, karena bumi ini hanya titipan ALLAH SWT semata. Tegakkanlah Jihad fi Sabilillah dgn keridhoan ALLAH SWT dimuka bumi ini, jgn ada p’pecahan shg b’cerai berai antar saudara muslim.
=======================
“Allah itu Tujuan kami… Rasulullah tauladan kami., Alquran Undang2 kami.. Jihad itu jalan hDp kami… Mati d Jalan Allah Cita2 kami t’Tinggi..”
—————————————————————————————————————-
kumpulan kalimat mutiara nasehat bijak islam – kata-kata nasehat bijaksana islami
—————————————————————————————————————-
Hai saudara-saudaraku umat muslim, mari kita kuatkan barisan kita. Kita tingkatkan keimanan kita. Kita tegakkan kalimat Allah dimuka bumi ini. Insya Allah, kita akan mendapat ridha-Nya.
Allahuakbar!!
=================
Usah gelisah apabila dibenci manusia karena masih banyak yang menyayangimu di dunia, tapi gelisahlah apabila dibenci Allah karena tiada lagi yang mengasihmu di akhirat
================
Adalah mengagumkan ada seseorang pada hari ini yang mendakwahkan As-Sunnah . Dan lebih mengagumkan lagi adalah orang yang menerima dakwah As-Sunnah. (Irsyadus Sari Fi Syarhis Sunnah lil Barbahari,hal 248)
================
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata :
“Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran.” (Al Fatawa 4/149)
==========================
“Ya Allah.. Jikalau cinta ini adalah ketertawanan,tawanlah hatiku dengan cinta kepada-Mu,agar tidak ada lagi yg dapat menawan hatiku.. Jikalau rindu ini adalah rasa sakit,penuhilah rasa sakit ini dengan rindu kepada-Mu….”
====================
“Ssngguh’a sbnar-bnar prkataan adl Kitabullah&sbaik -baik ptnjuk adl ptnjuk Muhammad shallallahu ‘Alaihi Wasallam & sburuk-bruk prkara adl yg d ada2kan(dlm ibdah) krn stiap yg d ada2kan adl bid’ah & stiap bid’ah adl ssat & stiap kssatan brada d neraka”
=============
“Hai manusia,sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah yang paling bertaqwa.49:13″
=============
“Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanya sementara dan kepada Rabbul ‘Alamin, Allah Tabaraka Wa Ta’ala, kita semua akan kembali. Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian istiqamahlah!”
—————————————————————————————————————-
kumpulan kalimat mutiara nasehat bijak islam – kata-kata nasehat bijaksana islami
—————————————————————————————————————-
““Islam mulai muncul dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awal munculnya maka beruntunglah orang-orang asing itu”(HR. MUSLIM)”
============
“syaik Bakr Abu Zaid berkata: Hiasilah dirimu dengan etika etika jiwa berupa menjaga kehormatan diri, santun,sabar,rendah hati dalam menerima kebenaran, berprilaku tenang dalam bersikap dan berwibawa,teguh serta tawadhu””
============
cinta itu memang indah tapi apakah adil cinta itu hanya untuk manusia saja, sementara manusia itu tidak seberapa pengorbanan nya pada kita, apakah pantas cinta untuk sang pencipta kita taruh pada bagian kedua, pdhl jika bkn karna Nya, apakah mungkin kita bisa merasakan kenikmatan dunia ini,?? janganlah kita terlalu cinta pada manusia yang membuat kita lupa akan kecintaan allah pada kita,, nau’uzubillah
===========
wahai sabab….. jalin ukhuwah…
ada kata bijak & patriotik dari SOEKARNO :
” beri aku seribu orang tua yang bersemangat….
aku bersama mereka akan dapat memindahkan
gunung semeru,
TAPI berilah aku sepuluh orang PEMUDA yang
semangatnya berapi-api kepada tanah airnya,
AKU BERSAMA MEREKA AKAN DAPAT
MENGGUNCANG DUNIA ”
ayooo bersama PKS….
kita guncang dunia
=====================
“Betapa bahagianya dia!…Yaitu orang yang mengingat kuburnya, kemudian ingat kepada RabbNya, orang yang selalu mengoreksi diri, mensucikan hatinya, berbakti kepada kedua orang tuanya, orang yang suka menangis meneteskan air matanya (karena takut kepada Allah) dan dilanjutkan dengan sujud (orang yang memelihara shalatnya), ia bersegera menuju masjid, rajin shalat malam, selalu memaafkan saudara-saudaranya dan mendo’akan untuk mereka kebaikan serta menyalahkan dirinya, ia tidak lupa dengan wiridnya (sesuai dengan tuntunan Rasulullah), maka betapa bahagianya dia…Hendaklah kita semua menjadi orang itu.”
(Majalah Qiblati, rubrik Kisah, vol.01 No. 09 1427H)
=========================
“Dimana ada kemauan, disitu pasti ada jalan, “Barang siapa yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya.”
========================
“”Dan janganlah kamu mencampur adukkan antara yang haq dengan yang bathil,dan janganlah kamu sembunyikan yang haq,sedang kamu mengetahui”( al-baqarah:42)
—————————————–

Selasa, 21 Juni 2011

**Baiti jannati**



Rumahku surgaku." Indah nian harapan yang disiratkannya. Harapan, karena banyak juga ungkapan lain yang bernada pesimis, bahkan putus asa. Dimana salahnya bila ada orang bersungut menggerutui nasib: "Gagasan tumbuh di jalan, berkembang di kantor dan mati di rumah," desahnya.
Sebagai ungkapan sambil lalu, tentu saja banyak hal mengundangnya. Kalimat ringkih itu boleh jadi lahir dari kegagalan menata rumah tangga dan karir. Mungkin dari pengalaman pahit dan realita yang dialami oleh mereka yang sangat alim dan sukses dalam suatu bidang, tetapi mendapat cobaan internal, keluarga yang ‘telmi‘ atau ‘tilulit‘. Untuk hal terakhir ini ada ungkapan, "Orang yang paling zuhud terhadap ulama adalah keluarga dan tetangganya."
Tetapi bagi sebahagian yang lain justeru "rumah adalah mata air gagasan yang tak pernah kering". Hanya sedikit keluarga yang dapat memposisikan seorang anggota keluarga mereka sebagai imam, ulama, profesional, tokoh atau pemimpin masyarakat di suatu saat dan kapan mereka memperlakukannya sebagai ayah, ibu, anak atau saudara.
Itulah sebabnya kita mendengar ungkapan para isteri Kanjeng Nabi SAW memanggilnya dengan sebutan Rasulullah. Sesekali saja ungkapan terkait dengan peran kekeluargaan. "Sungguh aku hafal benar kebiasaanmu hai Aisyah. Bila engkau sedang gembira, engkau sebut, ‘Demi Tuhan Muhammad ; dan bila engkau sedang marah engkau sebut, "Demi Tuhan Ibrahim,"’ begitu kata Rasulullah.
Mereka yang kurang beruntung, boleh melantunkan senandung duka bersama Abu’l ala’ Alma-’arri, penyair skeptis satiris itu:
       Orang-orang mulia
       perantau di negeri mereka
       diasingkan dan dijauhi kerabat keluarga
 Ainal Khalal? Dimana Celah Salahnya?
Dimana celah salahnya? Ketika seseorang tak lagi merasakan nyaman melakoni perannya, di situ soal bermula. Alangkah malang perempuan yang kaumnya telah melimpahkan kontribusi besar bagi peradaban, dengan melahirkan dan membesarkan ikon-ikon maksiat di berbagai bidang kehidupan, lalu menggerutu tak pernah kebagian peran. Hari-hari ini (sebagian) mereka menggerutu dizalimi oleh sistem langit, tanpa mampu membuktikan, betulkah kezaliman lahir dari tradisi ataukah dari sistem pesan-pesan yang diturunkanNya, atau mungkin saja lahir dari kecenderungan negatif yang diperturutkan?
Mereka gagal menyeret Aminah ibunda Rasulullah, Fathimah ibunda Hasan dan Husain, ibu-ibu Imam Malik, Imam Syafiie, Sayyid Quthb, Al-Banna dan ibu Socrates untuk bersama-sama memberi kesaksian bahwa agama menjadi biang keladi kezaliman. Akhirnya mereka menuduh tafsir-tafsir itu telah bias. Ini tuduhan khas dari kalangan yang belum berani menuduh Al-Qur’an sebagai produk budaya. Yang paling berani akan langsung menuduh Al-Qur’an dan Assunnah, tanpa keberanian mendeklarasikan diri keluar dari Islam. Kesempatan telah diberikan dan perempuan-perempuan pengukir sejarah telah mengambil peran mereka dengan baik, tanpa mendengki atau didengki laki-laki. 
Khaulah memang kecewa oleh kelakuan suaminya. Hindun juga sempit hati karena belanja yang diberikan suaminya kurang selalu, padahal kekayaannya melimpah. Tetapi mereka tidak mempolarisasikan kekecewaan menjadi kutub perseteruan terhadap laki-laki, bahkan sampai tingkat rekayasa besar untuk menjadikan laki-laki (harus) bisa hamil.
Sejarah tak mungkin lupa, bagaimana mula pertama kanjeng Nabi Muhammad SAW menyampaikan pesan-pesan Islam, pendukung pertama datang dari kalangan perempuan dan budak-budak. Selain Khadijah, Fathimah, Aisyah dan Asma, yang menemukan pembenaran samawi atas keagungan peri lakunya yang fitri, para budak, kaum miskin dan kelompok tak berbangsa, menemukan nilai-nilai kemerdekaan dan kehormatan disana. Al-Qur’an telah mengabadikan perlakuan terbaik Islam kepada perempuan ketika complainnya didengar dan hukum berpihak kepadanya. Hanya lelaki dungu yang mau melecehkan mereka dan hanya perempuan (dan laki-laki) pandir yang percaya bahwa risalah langit ini berpihak kepada laki-laki saja.
Dengarlah suara Khaulah, "Ya Rasul Allah, ia telah makan hartaku, habiskan kemudaanku dan kutaburkan untuknya (anak-anak) dari perutku, tetapi ketika menua usiaku dan berpencaran anak-anakku, tiba-tiba ia menziharku." Dan turunlah ayat membelanya pada surat Al-Mujadilah. (Qs.58)
Betapa keras komentar Rasul tentang perilaku kekerasan dalam keluarga, "Lelaki macam apa yang tak tahu malu, memukul isterinya di pagi hari lalu menggaulinya di petang hari."
 Kembali ke Jatidiri
Sesudah jaminan yang tak menyisakan dusta ini apa lagi yang diragukan? "Sebaik-baik zaman, ialah zamanku, kemudian yang sesudahnya, kemudian yang sesudahnya." (HR. Bukhari, Muslim). Ya, zaman baik bagi pemikiran yang waras, bagi pertumbuhan generasi, bagi kehidupan berumah tangga dan bermasyarakat.
Anak-anak berbakti kepada ibu-bapaknya. Yang tua menyayangi yang muda dan yang muda menghormati yang tua. Ini hal yang tak menyenangkan bagi penganut wacana konflik dalam novel, nuansa darah dalam politik, nuansa hedonik dalam selera, atau nuasa erotik dalam seni.
Ketika pasangan-pasangan di usia produktif, hal utama yang mengemuka adalah tuntutan yang besar pada masing-masing pribadi terhadap pasangannya, ajaran kearifan yang dibimbing Rasulullah bagi ummatnya, adalah bagaimana selalu pada posisi memberi.
 Tantangan Masa Depan
Ada kecenderungan di akhir zaman, di antara agen-agen pemikiran seberang. Selalu membandingkan kegagalan aplikasi sistem Islam sebagai kelemahan sistem dan mengabaikan kelemahan faktor manusia pelaksana. Inilah sikap fenomenologis yang kerap tak malu-malu menjadikan nilai-nilai abadi sebagai tertuduh. Kedepan ada pertanyaan besar yang menantang untuk dijawab. Mampukah tradisi, karakter dan moralitas umat yang dibangun di atas manhaj yang kokoh ini menjawab tantangan masa depan? Ketika bangsa ini meratifikasi komitmen HAM dengan catatan ia harus berlandaskan nilai-nilai ketuhanan dan keagamaan, mereka tetap saja menjadikannya sebagai harga mati, untuk apapun tujuannya.
Sebuah iklan layanan mengajukan sejumlah pernyataan atau perlawanan. "Siapa ingin diperkosa, silakan berpakaian seperti ini." Para penari erotis dapat terus bekerja dengan penuh gairah dengan naungan payung HAM. Ketika orang di seberang sana merindukan kedamaian keluarga Islami, disini orang sedang gandrung-gandrungnya meniru segala yang berbau sana. Kelambanan berfikir telah mendorong mereka untuk sekadar mengagumi kulit-kulit keindahan. Target-target pencapaian prestasi selalu berbau uang.
Maryarakat modem perlu becermin pada sikap Asiah binti Muzahim, isteri Fir’aun. Ia telah menjadikan seluruh tuntutannya bersifat ukhrawi, di tengah segala kemilau dunia yang melingkupinya. Ia menyindir pemuja dunia yang yakin mampu membangun rumah tangga bahagia hanya melalui benda. "Dan Allah telah memberikan perumpamaan bagi orang-orang yang beriman (pada) peempuan Fira’un, ketika ia berkata, ‘ya Allah, bangunkanlah untukku sebuah rumah di surga. Selamatkan daku dari Fir’aun dan amalnya dan selamatkan daku dari kaum yang zalim."’ (QS. At-Tahrim: 11).
Namun selalu saja fatamorgana kehidupan datang menipu. Kelezatan yang menyimpan ancaman, banyak tak disadari. Seperti kata Rasul, "Perumpaan aku dan kamu, seperti seseorang yang menyalakan api. Mulailah serangga dan kupu-kupu berjatuhan kesana, sedang orang itu menghalau mereka dari api sementara aku memegangi pinggang-pinggang kamu, tetapi kamu berlepasan dari tanganku”. Wallahu’alam.....................!!!!!!

Sabtu, 11 Juni 2011

'Dakwah'


Kepribadian yang Islami tidaklah muncul seketika. Ia adalah hasil tempaan yang memakan waktu proses yang relatif cukup lama. Bagaikan lukisan berkelas, yang merupakan perpaduan antara ide, imaginasi, kecerdasan dan cita rasa yang tinggi. Jadi, membina seseorang agar pada dirinya tumbuh kepribadian yang islami, tidaklah sesederhana menggoreskan cat minyak di atas kanvas putih. Perlu waktu dan kesabaran.
Syakhsiyah Islamiyyah I seharusnya menyatu dan bersenyawa pada pribadi setiap orang yang mengaku muslim. Tetapi sayang, ia tidak bisa diwariskan dari ayah kepada anaknya. Ia harus diraih dengan susah payah, bahkan kadang harus memaksa diri menjadikan  kebiasaan baik yang melekat dalam diri kita. Karenanya, menanam dan menumbuhkan karakter Islami pada diri sendiri maupun orang lain harus dimulai dari kesabaran, dilalui dengan kesabaran dan diakhiri dengan kesabaran.
Aspek-aspek syakhsiyah Islamiyah I, sebagaimana telah dipaparkan pada tulisan yang lalu, sesungguhnya baru mengambil sebagian kecil dari nilai-nilai kemuliaan yang ada di dalam Islam. Ia boleh ditambah, tapi tak boleh dikurangi. Ia boleh ditambah dengan nilai-nilai Islam yang belum sempat tertulis disana, asalkan tetap mengacu kepada Al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad saw. Setelah itu hanyutkanlah diri kita kedalam laju aliran proses pembenahan diri yang bermuara pada profil pribadi muslim yang paling asasi itu.
Sebagian kaum muslimin mungkin telah salah menilai. Dikiranya uraian syakhsiyah Islamiyah disana itu sudah menjadi blueprint  paling akhir. Bahkan sebagiannya menganggap itu semua bagaikan impian yang terlalu melangit. Padahal itu baru ukuran minimal. Ironisnya, banyak keluarga muslim yang kurang peka menumbuhkan aspek-aspek kepribadian itu dalam diri anak-anak mereka. Mereka, keluarga-keluarga muslim itu, umumnya sudah cukup merasa puas dengan nilai raport anaknya yang tidak ada warna merah. Atau kepuasan mereka hanya terhenti manakala anak-anak mereka menjadi juara kelas. Disisi lain ada juga orang tua yang bangga dan puas mendapatkan menantu yang ”hanya” rajin sholat, sudah punya penghasilan, santun dan ramah. Definisi ke-sholih-an yang mereka pahami rupanya hanya sampai disitu. Padahal itu belum apa-apa. Masih banyak aspek-aspek kesholihan lainnya yang perlu ditanamkan dan ditumbuhkan. Dan itu bukan pekerjaan ringan. Men-delete karakter lama dan meng-install karakter baru (syakhsiyah Islamiyah I) yang islami bukan hal yang mudah. Itulah tanda-tanda betapa asingnya nilai-nilai Islam dari benak mereka.
Ada sebuah ilustrasi untuk menggambarkan ”kesederhanaan” mereka. Seorang tukang batu sedang menyusun batu, lalu ia ditanya ”sedang apa engkau?”. ”Aku sedang menata batu”, jawabnya ringan. Cukup sampai disitu. Kita semua sepakat bahwa jawaban itu tidak salah. Lalu ada lagi seorang tukang batu yang lain, persis melakukan hal yang sama yaitu menyusun batu, lalu ia ditanya, ”sedang apa engkau?”. Ia menjawab singkat, ”aku sedang membangun tembok”. Kita semua pasti setuju bahwa jawaban itupun logis dan masuk akal. Tetapi kita bisa lihat bahwa wawasan tukang batu yang kedua ini lebih baik daripada yang pertama. Lalu ada lagi tukang batu ketiga, ia juga lagi menyusun batu, lalu ditanya dengan pertanyaan yang sama, ”sedang apa engkau?”. Ia menukas, ”aku sedang membangun sebuah rumah”. Lagi-lagi kita semua tidak bisa menyalahkan jawaban logis itu. Hanya saja, coba perhatikan lebih teliti variasi jawaban-jawaban tadi. Bobotnya tidak sama dan sangat jelas berbeda. Tukang batu ketiga tampak lebih berbobot, lebih berilmu, lebih berwawasan, punya skema berfikir, dan dia mengerti cara merealisasikan impiannya secara bertahap. Insya Allah dia sudah pernah melewati masa-masa sebagai tukang batu yang lugu sebagaimana tukang batu kesatu. Dan tentunya ia pun sudah punya pengalaman menjadi tukang batu yang sedikit cerdas sebagaimana tukang batu kedua. Sekarang, ia sedang melewati waktunya sebagai tukang batu ketiga yang lebih kaya pengalaman dan wawasan.
Ibarat hendak membangun gedung, aspek-aspek yang tercantum pada tulisansyakhsiyah Islamiyah I baru sebatas menata batu bata. Malah ada yang berpendapat lebih ekstrim. Bukan menata batu bata katanya, melainkan baru mencari batu bata yang berkualitas yang bisa dijadikan tembok dan rumah. Wallahu’alam.
Sebagai kelanjutan dari tulisan yang lalu, dan sebagai pelengkap gambara ini, maka berikut ini akan diuraikan aspek-aspek profil pribadi muslim tahap selanjutnya (Syakhsiyah Islamiyah II). Sekalipun demikian, semua ini masih tetap merupakan bagian kecil dari kekayaan nilai-nilai kemuliaan yang ada dalam Islam.


 
ASPEK AQIDAH
01        Tidak mengkafirkan seorang muslim                 
02        Tidak mendahulukan makhluk atas Khaliq                    
03        Mengingkari orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Allah swt dan  
tidak bergabung dalam majelis mereka.            
04        Mengesakan Allah swt dalam 
Rububiyyah dan Uluhiyyah                   
05        Tidak menyekutukan Allah swt, tidak dalam 
asma’-Nya, sifat-Nya dan af’al-Nya        
06        Tidak meminta berkah dengan mengusap-usap kuburan            
07        Mempelajari madzhab-madzhab Islam yang berkaitan dengan Asma dan Sifat dan mengikuti madzhab salaf                       
08        Mengetahui batasan ber
wala dan berbara’                   
09        Bersemangat untuk berteman dengan orang-orang shalih dari sisi-sisi kedekatan dan peneladanan
10        Meyakini terhapusnya dosa dengan taubat 
nashuha                 
11        Memprediksikan datangnya kematian kapan saja                      
12        Meyakini bahwa masa depan ada di tangan Islam                     
13        Berusaha meraih rasa manisnya iman                
14        Berusaha meraih rasa manisnya ibadah             
15        Merasakan adanya para malaikat mulia yang mencatat amalnya             
16        Merasakan adanya 
istighfar para malaikat dan doa mereka                 

ASPEK IBADAH
01        Melakukan 
qiyamul-lail minimal satu kali dalam satu pekan                 
02        Bersedekah                
03        Berpuasa sunnat minimal dua hari dalam satu bulan                  
04        Haji jika mampu                     
05        Banyak bertaubat                   
06        Memerintahkan yang 
ma’ruf (kebaikan)                      
07        Mencegah yang 
munkar (kerusakan)              
08        Ziarah kubur untuk mengambil ‘
ibrah              
09        Merutinkan ibadah-ibadah sunnah 
rawatib                  
10        Khusyu’ dalam shalat             
11        Menjaga organ tubuh dari dosa            
12        Khusyu’ saat membaca Alquran                       
13        Sekali 
khatam Al-Quran setiap dua bulan                    
14        Banyak dzikir kepada Allah swt disertai hafalan dzikir yang mudah-mudah        
15        Banyak berdoa dengan memperhatikan syarat-syarat dan tatakrama-nya                      
16        Selalu memperbaharui niat dan meluruskannya              
17        Senantiasa ber
tafakkur                       
18        Ber
i’tikaf satu malam pada setiap bulannya                  
 
ASPEK AKHLAQ
01        Tidak 
inad (membangkang)                 
02        Tidak banyak mengobrol (gosip)                      
03        Sedikit bercanda                      
04        Tidak berbisik dengan sesuatu yang batil                      
05        Tidak 
hiqd (menyimpan kemarahan)                
06        Tidak 
hasad (dengki)              
07        Memiliki rasa malu berbuat kesalahan               
08        Menjalin hubungan baik dengan tetangga                      
09        
Tawadhu tanpa merendahkan diri                    
10        Pemberani                   
11        Menjenguk orang sakit             
12        Komitmen dengan adab meminta izin                
13        Mensyukuri orang yang berbuat baik kepadanya                      
14        Menyambung rahim (
Silaturrahim)                  
15        Komitmen dengan tata krama sebagai pendengar                      
16        Komitmen dengan adab berbicara                    
17        Memuliakan tamu                    
18        Menjawab salam                     
19        Berhati lembut             
20        Merendahkan suara                 
21        Menebar senyum di depan orang lain    
22.       Ramah serta sopan dan santun             

ASPEK HARTA DAN KEKAYAAN
01        Bekerja dan berpenghasilan                 
02        Berusaha memiliki spesialisasi               
03        Sedang dalam nafkah               
04        Mengutamakan produk-produk Islam              
05        Menjaga kepemilikan khusus                
06        Tidak berambisi menjadi pegawai negeri                       
07        Mengutamakan spesialisasi langka yang penting dan dinamis                 
08        Hartanya tidak pergi ke pihak non Muslim                    
09        Berusaha untuk memperbaiki kualitas produk dengan harga sesuai
 
ASPEK KEILMUAN
01        Mengaitkan antara Al-Quran dengan realita                  
02        Mengkaji marhalah 
Madaniyyah (fase kehidupan Nabi Muhammad saw di
            Madinah) dan menguasai karakteristiknya                     
03        Mengenal sirah 20 sahabat yang syahid            
04        Mengetahui hukum Zakat                     
05        Mengetahui fiqih Haji               
06        Mengetahui sisi-sisi 
syumuliyyatul (kesempurnaan) Islam                     
07        Mengetahui problematika kaum muslimin internal dan eksternal             
08        Mengetahui apa kerugian dunia akibat kemunduran kaum muslimin                   
09        Mengetahui urgensi kesatuan kaum muslimin                             
10        Memahami amal 
jama’i dan taat                      
11        Mengetahui bagaimana proses berdirinya negara Israel             
12        Hafal dan ber
tajwid tiga juz Al quran (28-30)              
13        Membaca tafsir dua juz Al quran (28-29)                     
14        Mengahafalkan keseluruhan Arbain (20 + 20)              
15        Menghafal 50 Riyadhush-Shalihin (20 + 30)                 
16        Membaca tujuh jam setiap pekan di luar spesialisasinya            
17        Mengetahui arah-arah pemikiran Islam kontemporer                 
18        Mengenali hal-hal baru dari problematika kekinian                    
19        Memiliki kemampuan mengulas apa yang ia baca                      
20        Berpartisipasi dalam melontarkan dan memecahkan masalah                   
ASPEK KESEHATAN
01        Membersihkan peralatan makan dan minumnya            
02        Mampu mempersiapkan makanan                    
03        Mengikuti petunjuk-petunjuk kesehatan dalam tidur dan bangun tidur
semampunya                
04        Mengobati diri sendiri              
05        Tidak mempergunakan obat tanpa meminta petunjuk                
06        Menjauhi makanan-makanan yang diawetkan dan mempergunakan minuman-
minuman alami             
07        Mengatur waktu-waktu makan             
08        Tidak berlebihan mengkonsumsi lemak             
09        Tidak berlebihan mengkonsumsi garam             
10        Tidak berlebihan mengkonsumsi gula                
11        Memilih produsen-produsen makanan              
12        Tidur 6 - 8 jam dan bangun sebelum fajar                     
13        Berlatih atau senam 10 - 15 menit setiap hari                
14        Berjalan kaki 2 - 3 jam setiap pekan                

ASPEK KESUNGGUHAN JIWA
01        Selalu menyertakan niat jihad    dalam segala aktivitas  
02        Menjadikan dirinya bersama orang baik                       
03        Menyumbangkan sebagian hartanya untuk amal islami               
04        Sabar atas bencana                  
05        Menyesuaikan perbuatan dengan ucapan                      
06        Menerima dan memikul beban dakwah             
07        Memerangi dorongan-dorongan nafsu              
08        Tidak berlebihan mengkonsumsi yang mubah                
09        Memakan apa yang disuguhkan dengan penuh keridhaan                      

ASPEK TATA KELOLA
01        Shalat menjadi barometer manajemen waktunya                       
02        Teratur di dalam rumah dan kerjanya                
03        Menertibkan ide-ide dan pikiran-pikirannya                  
04        Bersemangat memenuhi janji-janji kerja            
05        Memberitahukan gurunya problematika-problematika yang muncul
 
ASPEK MANAJEMEN WAKTU
01        Menjaga janji-janji umum dan khusus               
02        Mengisi waktunya dengan hal-hal yang berfaedah dan bermanfaat                     
03        Memperhatikan adab Islam dalam berkunjung dan mempersingkat pemenuhan
            hajatnya
 
ASPEK KEMANFAATAN BAGI YANG LAIN
01        Komitmen dengan adab Islam di rumah            
02        Melaksanakan hak-hak pasangannya (suami atau istri)              
03        Melaksanakan hak-hak anak               
04        Memberi hadiah kepada tetangga                     
05        Membantu yang membutuhkan             
06        Menolong yang terzhalimi                     
07        Bersemangat mendakwahi istrinya, anak-anaknya, dan kerabatnya                    
08        Mendoakan yang bersin                       
09        Membantu istrinya                   
10        Memberikan pelayanan umum karena Allah swt            
11        Memberikan sesuatu dari yang dimiliki              
12        Mendekati orang lain (untuk didakwahi)                       
13        Mendorong orang lain berbuat baik                  
14        Membantu yang kesulitan                     
15        Membantu yang terkena musibah                     
16        Berusaha memenuhi hajat orang lain                 
17        Memberi makan orang lain
Wallahu’alam.

'Dakwah'


Syakhsiyah Islamiyah (kepribadian yang islami) tidak tumbuh seketika. Bagaikan bibit tanaman, ia perlu dipelihara dan ditumbuhkan secara bertahap berkesinambungan. Ia perlu dijaga dari hama yang bisa mematikan pertumbuhannya. Ia perlu disirami agar tetap segar dan terus tumbuh. Ia perlu dikenai sinar matahari agar senantiasa berkembang dengan normal. Bahkan suatu bibit tanaman perlu dipilihkan lahan yang subur yang bisa menjamin dirinya agar bisa terus tumbuh, berkuncup, berkembang dan berbuah.
Dalam diri manusia ada 3 potensi dasar yang harus dirawat secara seimbang agar syakhsiyah Islamiyah bersenyawa dalam diri manusia. Ketiga potensi itu adalahjasadiyah (jasmani), fikriyah (akal) dan maknawiyah (ruhani).
Diantara ketiga potensi itu, yang sering kali dilalaikan oleh kebanyakan manusia adalah potensi maknawiyah yang erat kaitannya dengan agama. Padahal maknawiyah yang sehat mampu menjadi pengendali gerak jasad dan penuntun fikiran manusia menuju kepuasan dan ketenangan batin yang hakiki.
Penguatan maknawiyah bisa diperoleh dalam forum-forum pengajian dan majelis taklim. Namun begitu, hampir semua majelis taklim tidak mengenal tangga-tangga tahapan untuk mencapai syakhsiyah Islamiyah. Bahkan faktanya para ustadz, kyai, penceramah dan mubaligh tidak terlalu ambil pusing dengan dampak dari isi ceramahnya terhadap para pendengarnya. Pokoknya nasehat agama sudah disampaikan. Titik. Adapun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari diserahkan sepenuhnya pada semua hadirin. Makanya, jarang sekali ditemukan orang yang syakhsiyah Islamiyahnya tumbuh dan besar dari lingkungan majelis taklim ataupun pengajian umum.
Disinilah letaknya perbedaan output antara pengajian umum dan forum halaqoh. Di dalam forum halaqoh, karakter islami ditumbuhkan, dirawat dan dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan meliputi ketiga potensi manusia. Di halaqoh, selain diisi dengan tausiyah (nasehat) dan taujih (arahan) agama, tersedia juga latihan-latihan beramal yang berat-ringannya disesuaikan dengan kesiapan anggotanya. Insya Allah secara perlahan dan secara manusiawi, profil pribadi muslim akan terbangun setahap demi setahap.
Pada tahap awal, karakter yang ingin dibangun adalah tumbuhnya perangai islami yang asasi dalam diri seorang muslim. Pada saat yang sama ia harus berupaya terlepas dari belenggu kemusyrikan serta memutuskan hubungan dengan siapa saja yang memusuhi Islam. Berikut ini adalah aspek-aspek dasar yang diharapkan bisa tumbuh dalam setiap pribadi muslim, yang terangkum dalam apa yang disebut syakhsiyah Islmaiyah I:       
ASPEK AQIDAH
01        Tidak berhubungan dengan jin              
02        Tidak meminta tolong kepada orang yang berlindung kepada jin            
03        Tidak meramal nasib dengan melihat telapak tangan                  
04        Tidak menghadiri majelis dukun dan peramal                
05        Tidak meminta berkah dengan mengusap-usap kuburan            
06        Tidak meminta tolong kepada orang yang telah dikubur (mati)               
07        Tidak bersumpah dengan selain Allah swt                     
08        Tidak 
tasya’um (merasa sial karena melihat atau mendengar sesuatu)
09        Mengikhlaskan amal untuk Allah swt                
10        Mengimani rukun iman             
11        Beriman kepada nikmat dan siksa kubur                       
12        Mensyukuri nikmat Allah swt saat mendapatkan nikmat            
13        Menjadikan syetan sebagai musuh                    
14        Tidak mengikuti langkah-langkah syetan                       
15        Menerima dan tunduk secara penuh kepada Allah swt dan tidak ber
tahkimkepada selain yang diturunkan-Nya                  

ASPEK IBADAH
01        Ihsan dalam 
Thaharah (bersuci)                      
02        Ihsan dalam shalat                    
03        Hafal Surat Adh-Dhuha s.d An-Naas                
04        Membayar zakat                      
05        Berpuasa fardhu                     
06        Niat melaksanakan haji           
07        Komitmen dengan adab tilawah           
08        Menjauhi dosa besar               
09        Memenuhi nadzar                   
10        Menyebar luaskan salam                     
11        Menahan anggota tubuh dari segala yang haram           
12        Tidak sungkan adzan             
13        Bersemangat untuk shalat berjamaah                
14        Bersemangat untuk berjamaah di masjid                       
15        Qiyamul-Lail minimal sekali sepekan                
16        Berpuasa sunnat minimal sehari dalam sebulan              
17        Khusyu’ dalam membaca Alquran                    
18        Hafal satu juz Alquran              
19        Komitmen dengan wirid tilawah harian              
20        Berdoa pada waktu-waktu utama                    
21        Menutup hari-harinya dengan bertaubat dan beristighfar            
22        Berniat pada setiap melakukan perbuatan                     
23        Merutinkan dzikir pagi hari                   
24        Merutinkan dzikir sore hari                   
25        Dzikir kepada Allah swt dalam setiap keadaan             
26        Beriktikaf pada bulan Ramadhan, jika mungkin             
27        Mempergunakan siwak            
28        Senantiasa menjaga kondisi 
Thaharah, jika mungkin                
 
ASPEK AKHLAQ
01        Tidak 
takabbur (sombong)                 
02        Tidak 
imma’ah (asal ikut-ikutan, tidak punya prinsip)               
03        Tidak dusta                 
04        Tidak mencaci-maki                
05        Tidak mengadu domba            
06        Tidak 
ghibah (membicarakan kejelekan orang lain)                  
07        Tidak menjadikan orang buruk sebagai teman/sahabat              
08        Memenuhi janji            
09        
Birrul Walidain (berbakti pada orang tua)                   
10        Memiliki 
ghirah (rasa cemburu) pada keluarganya                   
11        Memiliki 
ghirah (rasa cemburu) pada agamanya                      
12        Tidak memotong pembicaraan orang lain                      
13        Tidak mencibir dengan isyarat apapun              
14        Tidak menghina dan meremehkan orang lain                 
15        Menyayangi yang kecil             
16        Menghormati yang besar                      
17        Menundukkan pandangan                    
18        Menyimpan rahasia                  
19        Menutupi dosa orang lain                     
 
ASPEK HARTA DAN KEKAYAAN
01        Menjauhi sumber penghasilan haram                 
02        Menjauhi riba              
03        Menjauhi judi dengan segala macamnya            
04        Menjauhi tindak penipuan                    
05        Membayar zakat                      
06        Tidak menunda dalam melaksanakan hak orang lain                  
07        Menabung, meskipun sedikit                
08        Menjaga fasilitas umum            
09        Menjaga fasilitas khusus                       
 
ASPEK KEILMUAN
01        Baik dalam membaca dan menulis                    
02        Memperhatikan hukum-hukum 
tilawah (kaidah membaca Al-Quran)               
03        Mengkaji 
marhalah Makkiyah (fase kehidupan Nabi Muhammad ketika di
            Makkah) dan menguasai karakteristiknya                     
04        Mengenal 10 sahabat yang dijamin masuk surga                       
05        Mengetahui hukum 
Thaharah              
06        Mengetahui hukum Shalat                    
07        Mengetahui hukum Puasa                     
08        Menyadari adanya peperangan zionisme terhadap Islam            
09        Mengetahui 
ghazwul fikri (perang pemikiran)              
10        Mengetahui organisasi-organisasi terselubung                
11        Mengetahui bahaya pembatasan kelahiran                    
12        Berpartisipasi dalam kerja-kerja 
jama’i                        
13        Membaca satu juz tafsir Alquran (juz 30)                      
14        Menghafalkan separuh Arba’in (1-20)              
15        Menghafalkan 20 hadits pilihan dari Riyadhush-Shalihin            
16        Membaca sesuatu yang di luar spesialisasinya 4 jam setiap pekan                     
17        Memperluas wawasan diri dengan sarana-sarana baru              
18        Menjadi pendengar yang baik              
19        Mengemukakan pendapatnya               
 
ASPEK KESEHATAN
01        Bersih badan               
02        Bersih pakaian             
03        Bersih tempat tinggal                
04        Komitmen dengan olah raga 2 jam setiap pekan                       
05        Bangun sebelum fajar               
06        Memperhatikan tata cara baca yang sehat                    
07        Mencabut diri dari merokok                 
08        Komitmen dengan adab makan dan minum sesuai dengan sunnah                      
09        Tidak berlebihan dalam begadang                    
10        Menghindari tempat-tempat kotor dan polusi                
11        Menghindari tempat-tempat bencana (bila masih di luar area)                
 
ASPEK KESUNGGUHAN JIWA
01        Menjauhi segala yang haram                 
02        Menjauhi tempat-tempat maksiat                      
03        Menjauhi tempat-tempat bermain yang haram               
 
ASPEK TATA KELOLA
01        Tidak menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga yang menentang Islam
02        Memperbaiki penampilannya                
 
ASPEK MANAJEMEN WAKTU
01        Bangun pagi                 
02        Menghabiskan waktu untuk belajar                  
 
ASPEK KEMANFAATAN BAGI YANG LAIN
01        Melaksanakan hak kedua orang tua                 
02        Membantu yang membutuhkan             
03        Memberi petunjuk orang tersesat                     
04        Ikut berpartisipasi dalam kegembiraan              
05        Menikah dengan pasangan yang sesuai             
Wallahu’alam